PERMASALAHAN SAMPAH DI FESTIVAL BUDAYA TUA


Buton adalah sebuah kepulauan yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam Wikipedia disebutkan bahwa pulau ini  masuk sebagai pulau ke 130 terbesar di dunia, karena kondisi geografis ini maka potensi pariwisata yang dimilikinya sangat besar terutama dalam sektor pariwisata alam dan kelautan.

Selain dari keindahan alamnya Buton juga menyimpan kekayaan budaya yang sampai saat ini masih terus dilestarikan, untuk menjaga kearifan lokal serta mengenalkan budaya. Pemerintah Kabupaten Buton menggelar Festival Budaya Tua.

Tahun 2019 ini merupakan kali ke 6 Kabupaten Buton menyelenggarakan Festival Budaya Tua, dari pantauan penulis banyak sekali media yang mengatakan bahwa Kabupaten Buton Sukses dalam menggelar acara tersebut.

Tetapi dibalik gegap gempita acara, menyisakan satu permasalahan klasik yang menurut penulis sangat miris, yakni masalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sampah.

Pagi ini saat saya terbangun pandangan saya terfokus pada notifikasi yang masuk dalam laptop saya, ketika saya membuka notifikasi tersebut alangkah terkejutnya saya melihat beberapa foto pasca acara puncak pagelaran yakni banyaknya sampah yang berserakan.

Mulai dari botol plastik, kantung plastik, kardus, sterofoam, dan masih banyak lagi. Hal ini tentu membuat saya marah, bingung dan prihatin, sehingga memunculkan pertanyaan mengapa orang-orang begitu malas dalam menjaga kebersihan lingkungannya? Seberapa besar rasa cintanya terhadap lingkungannya? Apakah yang datang bukan merupakan masyarakat sekitar?

Gambar: petugas kebersihan sedang membersihkan sampah Takawa

Kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya masih sangat rendah terbukti dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Ini merupakan permasalahan klasik yang sering kali terjadi, hal ini dikarenakan kebiasaan yang sudah berlangsung lama dan tidak ada himbauan sama sekali dari pemerintah.

Pemerintah daerah hanya terfokus terhadap pengenalan budaya sehingga melupakan arti penting dari keindahan budaya dan alam yakni alam yang terbebas dari sampah dan budaya yang menampilkan keasrian.

Saat ini pemerintah sedang gencar mempromosikan "KEINDAHAN" pariwisata alam dan budaya, tetapi hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi, kenapa demikian?  karena sampah merupakan musuh utama terhadap pariwisata, apabila kita berbicara keindahan maka yang ada di benak adalah sesuatu yang indah, cantik, rapih dan bersih.

Hal ini sama sekali tidak terlihat pada pagelaran acara tersebut, yang ada malah pemandangan kotor dan sampah yang berserakan di hampir semua sudut.

Permasalahan sampah ini sebenarnya juga dialami oleh daerah wisata lainnya sebut saja Bali dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan juga meningkatkan produksi sampah, baik itu sampah yang berasal dari darat maupun yang berasal dari laut.

Tetapi agaknya pemerintah daerah Kabupaten Buton perlu belajar dari pulau dewata tersebut tentang pengelolaan sampah, pemerintah Kota Denpasar dalam mendukung Strategi Nasional Pengelolaan Sampah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mengatur tentang Penggunaan Kantong Plastik yakni Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

Tidak hanya  itu pemerintah kota denpasar juga melakukan sosialisasi menggunakan media cetak, elektronik, sosial media. Dampaknya terjadi penurunan penggunaan kantong plastik.

Dipasar tradisonal penurunan mencapai 54,26%. untuk usaha kegiatan lainnya mencapai 86,27% dan bahkan mencapai 99,16% untuk toko modern dan pusat perbelanjaan.

Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam memilah dan menabung sampah di bank sampah Pemerintah Kota Denpasar membuat web dan aplikasi bank sampah yang di sebut (Sidarling) Sitem Informasi Sadar dan Peduli Lingkungan. Aplikasi tersebut juga menyediakan penghargaan bagi masyarakat yang dapat mengumpulkan point pada angka yang sudah ditentukan.

Berdasarkan contoh penangan kasus sampah yang telah ada pemerintah daerah Kabupaten Buton perlu mencari solusi terbaik dalam hal penanganan sampah apakah itu berupa regulasi atau mungkin kerjasama dengan komunitas lingkungan yang ada. Penulis merasa bahwa yang paling penting dalam hal penanganan sampah adalah bagaimana menumbuhkan kepedulian masyarakat akan lingkungannya.

Karena apabila masyarakat peduli dan cinta terhadap lingkungan maka akan berdampak pada perubahan sikap yakni budaya buang sampah pada tempatnya. Dan tantangan Pemerintah Daerah adalah bagaimana mencapai hal tersebut.

Oleh Purnama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBUKOTA DAN KETIMPANGAN EKONOMI

Ibu Kota Resmi Pindah : Bagaimana Pendapat Masyarakat Jakarta ?